IKHTISAR
A. Pemikiran-pemikiran feminisme radikal libertarian.
Menurut Alison jaggar dan Paula Rothenberg, penyebab fundamental dari opresi terhadap perempuan adalah sistem sex/gender.
Alice Echols, berpendapat bahwa seorang feminis radikal harus menguatkan “keperempuanan“ esensial perempuan, bagi Echols lebih baik menjadi perempuan/feminin dari pada menjadi laki-laki/maskulin. Ditambahkan oleh Echols, bahwa perbedaan seks/gender mengalir bukan semata-mata dari biologi, melainkan juga dari sosialisasi atau dari sejarah keseluruhan menjadi perempuan di dalam masyarakat yang patriakal.
Salah satu dari feminis radikal libertarian yang pertama bersikeras menyatakan bahwa akar opresi terhadap perempuan sudah terkubur dalam di dalam sistem seks/gender di dalam patriarki adalah Kate Millett. Millet berpendapat dalam bukunya Sexual Politics (1970), bahwa seks adalah politis, terutama karena hubungan laki-laki dan perempuan merupakan paradigma dari semua hubungan kekuasaan. Ideologi patriakal, menurut Millett, membesar-besarkan perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan, dimana laki-laki selalu mempunyai peran yang dominan dari pada perempuan.
Seperti Millet, Shulamith Firestone dalam karyanya Dialectic of Sex, mengklaim bahwa dasar material ideologi seksual/politik dari submisi perempuan dan dominasi laki-laki berakar pada peran reproduksi laki-laki dan perempuan. Menurut Firestone dibutuhkan lebih dari revolusi biologis dan sosial, untuk menghasilkan jenis pembebasan manusia yaitu reproduksi buatan (ex utero) akan harus menggantikan reproduksi alami ( in Utero).
Firestone bersikeras bahwa tidak akan ada perubahan fundamental bagi perempuan selama reproduksi alamiah tetap menjadi keharusan. Menurutnya, reproduksi alamiah adalah akar dari kejahatan, terutama kejahatan yang muncul dari rasa memiliki, yang menghasilkan rasa kebencian dan kecemburuan di antara manusia.
Millet, setuju dengan androgin, dimana menurutnya manusia androgin yang ideal mengkombinasikan keseimbangan antara karakteristik laki-laki atau perempuan yang terbaik, sementara bagi Firestone, tidak mungkin seseorang menjadi androgin.
Feminisme radikal libertarian menolak asumsi bahwa ada hubungan yang pasti antara jenis kelamin seseorang dengan gender seseorang. Mereka mengklaim bahwa gender adalah terpisah dari jenis kelamin dan masyarakat patriakal menggunakan peran gender yang kaku, untuk memastikan bahwa perempuan tetap pasif. Karena itu, cara bagi perempuan untuk menghancurkan kekuasaan laki-laki yang tidak layak atas perempuan adalah dengan pertama-tama menyadari bahwa perempuan tidak ditakdirkan utnuk menjadi pasif, seperti juga laki-laki tidak ditakdirkan untuk menjadi aktif.
Feminisme radikal libertarian yakin bahwa semakin sedikit perempuan terlibat di dalam proses reproduksi, semakin banyak waktu dan tenaga yang dapat digunakan untuk terlibat di dalam proses produktif masyarakat.
B. Pemikiran-pemikiran feminisme radikal kultural
Marilyn French mengatribusikan perbedaan laki-laki dan perempuan lebih kepada biologi daripada kepada sosialisasi. Dalam bukunya Beyond Power , French mengisyaratkan bahwa sifat tradisional perempuan lebih baik daripada sifat tradisional laki-laki. Stratifikasi laki-laki yang di atas perempuan pada gilirannya mengarahkan kepada stratifikasi kelas. French mengklaim, bahwa nilai-nilai feminim harus direintegrasikan ke dalam masyarakat laki-laki yang telah diciptakan oleh ideologi patriakal. Bagi French, masyarakat yang terbaik adalah masyarakat yang androgin. French menekankan bahwa adalah baik bagi manusia untuk mempunyai kuasa dan juga kenikmatan di dalam hidup mereka, asalkan kuasa yang muncul bukan sebagai hasrat untuk menghancurkan (power over), tetapi lebih sebagai hasrat untuk mencipta (power to).
Mary Daly, merendahkan nilai-nilai maskulin tradisional. Dalam bukunya Beyond God The Father, Mary Daly menolak istilah maskulin dan feminin secara keseluruhan, sebagai produk kebingungan patriarki. Daly menyimpulkan bahwa perempuan harus menolak apa yang tampaknya merupakan aspek “baik” dari feminitas, dan juga menolak aspek yang sudah jelas-jelas “buruk” karena kesemua itu merupakan “konstruksi yang dibuat laki-laki”, yang dibentuk untuk kepentingan menjebak perempuan di dalam penjara patriarki yang dalam.
Daly menjelaskan lebih jauh bahwa, laki-laki ingin menjadi androgin agar dapat menyerap atau bahkan memakan segala sesuatu tentang perempuan dan menyedot energi perempuan ke dalam tubuh dan pikiran mereka. Perempuan harus menenun pemahaman diri yang baru, tetap terpisah secara radikal dari laki-laki, dan dengan demikian dapat menyimpan energinya untuk kepentingan sendiri.
Feminis radikal kultural yakin bahwa sumber utama kekuatan perempuan ada pada kekuatan mereka untuk menghadirkan kehidupan baru. Bagi feminis radikal kultural, kunci pembebasan perempuan adalah dengan menghapuskan semua institusi patriakal ( misalnya industri pornografi, keluarga, prostitusi dan heteroseksualitas yang diwajibkan)
ANALISA
Dengan bercermin pada kehidupan beberapa hewan seperti capung dan lebah misalnya, maka bagi mereka yang berpikir, harusnya dapat mengambil pelajaran penting dari kehidupan hewan tersebut, yang secara alamiah ternyata posisi capung dan lebah betina sangat memegang peranan penting bagi kehidupan komunitasnya. Dalam melakukan perkawinan dengan jantan, capung betina akan terbang setinggi-tingginya, dan hanya capung jantan “pilihan” yang dapat terbang tinggi mengejar betina , yang berhak untuk melakukan perkawinan dengan capung betina. Lebah betina sangat ditakuti karena memiliki racun yang berbahaya sebagai alat perlindungan dan perlawanannya. Jika lebah betina di usik dengan cara yang tidak benar, maka si lebah akan mengejar dan menancapkan sungutnya yang tajam dan beracun pada tubuh si “usik”. Bagi orang yang tersengat, akan kesakitan luar biasa, namun dibalik kesakitannya ada obat penawar yang turut dimasukkan oleh lebah ke dalam tubuh si usik yang dapat menyembuhkan beberapa penyakit. Hanya lebah ”Ratu” betina yang dapat menghasilkan “madu” yang sangat berguna bagi kelangsungan kehidupan manusia.
Jika kita mencermati fenomena kehidupan alam tersebut, maka secara pribadi saya sangat meyakini bahwa perempuan adalah makhluk yang paling utama memegang peranan penting di muka bumi ini. Fenomena kehidupan tersebut, menggambarkan bahwa sifat androgini perlu dimiliki bagi perempuan. Laki-laki dan perempuan diciptakan oleh ALLah tentunya untuk saling membangun peradaban yang terbaik bagi kehidupan.
Perempuan adalah mahkluk yang paling penting dan memegang kendali kehidupan dengan adanya alat reproduksi di dalam tubuhnya. Filosofi tentang tubuh perempuan bagi saya adalah sangat menarik. Keunikan fisik tubuh perempuan yang memiliki payudara yang besar (karena hormon progesteron), menstruasi dan rahim sebagai alat reproduksi, yang tidak dimiliki oleh laki-laki, justru merupakan ”kekuatan” bagi perempuan. Saya tidak menyangkal, jika ”kekuatan perempuan” ini lah yang kemungkinan menjadikan laki-laki merasa iri dan melakukan opresi terhadap perempuan, laki-laki ingin ”merampas kekuatan” perempuan, dengan menciptakan kehidupan yang tidak harmonis yang dapat dimulai dari kehidupan keluarga dan mayarakat.
Dengan keunikan tubuh tersebut, perempuan harus menjadikannya sebagai alat bargainning untuk merebut kembali kekuatan tersebut. Perempuan harus menentukan sendiri laki-laki terbaik (pasangannya) yang berhak menjadi pasangannya untuk membangun kehidupan melalui kesepakatan yang dibangun sebelum hidup bersama. Menurut saya, institusi perkawinan adalah salah satu alternatif yang dapat dipilih oleh perempuan sebagai sarana untuk mengembalikan kehidupan dan kekuatan perempuan yang sesungguhnya. Penentuan kehamilan, jenis kelamin anak, masa depan pengasuhan, model pengasuhan, merupakan point penting untuk dijadikan alat bargainning sebelum menikah.
KEKUATAN DAN KELEMAHAN BEBERAPA TEORI FEMINIS RADIKAL
Pendapat Kate Millet tentang sex adalah politis, menurut saya memberikan kekuatan kepada perempuan untuk menggunakan keunikan tubuhnya sebagai alat bargainning. Oleh karena itu pendapat Firestone tentang perlunya revolusi biologis, menurut saya tidaklah penting, revolusi sosial menjadi penting untuk membebaskan manusia dari cara pandang atau cara pikir yang salah tentang hubungan laki-laki dan perempuan dalam menentukan kehidupan. Ide tentang reproduksi buatan justru melemahkan perempuan, menciptakan kecemburuan antara perempuan, dan merenggangkan tali persaudaraan diantara perempuan.
Daly terlalu percaya diri bahwa perempuan hanyalah manusia satu-satunya yang terbaik. Tidak semua perempuan ”baik” dan tidak semua laki-laki ” buruk”. Dengan cara pandang seperti itu, Daly justru menciptakan ketidakseimbangan yang dapat memicu permusuhan antar kelas. Daly seharusnya dapat bercermin pada French, yang menekankan bahwa adalah baik bagi manusia untuk mempunyai kuasa dan juga kenikmatan di dalam hidup mereka, asalkan kuasa yang muncul bukan sebagai hasrat untuk menghancurkan (power over), tetapi lebih sebagai hasrat untuk mencipta (power to).
REFLEKSI
Fenomena kehidupan di Indonesia perlu dikaji berdasarkan teori feminisme radikal, terutama pandangan masyarakat tentang pornografi, homoseksual (gay/lesbian) dan reproduksi perempuan. Di Indonesia masih belum mengakui adanya kelompok masyarakat yang berorientasi pada homoseksual. Masyarakat Indonesia sebagian besar belum bertindak adil terhadap kelompok ini. Masyarakat menyebutnya sebagai kelompok yang ” menyimpang”. Dan sebagai feminis, kita bertanggung jawab untuk melakukan diseminasi terhadap masyarakat, teman dan keluarga, agar kelompok masyarakat yang memilih orientasi sexual berbeda dari kebanyakan orang (heteroseksual) juga berhak ”hidup” di tengah masyarakat.
Untuk soal reproduksi, perempuan menjadi kelinci percobaan dari setiap alat kontrasepsi. Perempuan dipaksa untuk menggunakan alat kontrasepsi oleh suami, mertua dan pemerintah. Kebanyakan perempuan di Indonesia belum mengetahui dan mengenal alat reproduki mereka sendiri. Pendidikan sex sejak dini perlu dimulai di dalam keluarga dan melalui reformasi kurikulum sekolah dasar. Peranan institusi perkawinan sangat penting, dimana perempuan dan laki-laki secara bersama-sama bertanggungjawab dalam memperkenalkan sejak dini pendidikan sex kepada anak.
Leave a comment